Kekeliruan Umum Menulis Skripsi

Saya termasuk orang yang memperhatikan bagaimana sebuah dokumen formal dibuat. Banyak aspek yang saya perhatikan misalnya penggunaan kaedah Bahasa Indonesia, tipografi (pemilihan font), struktur dokumen, layout dokumen, dll. Dengan memperhatikan banyak dokumen formal saya bisa menganalisis kekeliruan yang umum dilakukan dalam menulis dokumen. Yang paling banyak saya amati adalah skripsi. Saya sering membaca-baca skripsi (dalam bentuk softcopy) milik teman-teman saya. Dari banyak skripsi yang sudah saya baca, ada beberapa kekeliruan umum yang sering terjadi dalam menulis skripsi. Beberapa kekeliruan tersebut di antaranya adalah :

  1. Penggunaan jenis font yang tidak formal. Dalam sebuah dokumen formal, jenis font yang pantas digunakan adalah jenis font berkait (misalnya Times Roman, Computer Modern). Orang sering menggunakan font lain semacam Arial dalam menulis dokumen formal. Menurut saya hal ini sangat konyol. Lebih konyol lagi kalau lembaga selevel universitas mewajibkan mahasiswanya menulis skripsi dengan Arial font.
  2. Pengaturan layout dokumen yang tidak standar. Sekadar informasi, ukuran margin standar sebuah dokumen formal adalah margin atas 4cm,
    bawah 3.5 cm, kiri 4 cm, dan kanan 2.5 cm.
  3. Penulisan kalimat yang tidak memperhatikan kaidah pembuatan sebuah kalimat (S-P-O-K….masih ingat kan pelajaran Bahasa Indonesia ketika SD? 😀 ). Kalimat tidak memiliki subjek, predikat, objek yang jelas. Mengapa hal ini penting? Struktur sebuah kalimat formal harus memperhatikan elemen-elemen penyusun kalimat yang benar. Lihat contoh berikut ini :

    Hal ini bisa saja dilakukan oleh orang dalam maupun orang luar dengan motivasi beragam. Mulai dari mencuri informasi berharga, mencuri uang, vandalisme ataupun sekadar iseng belaka.

    Lihat kalimat di atas. Kalimat kedua tidak memiliki struktur subjek predikat yang jelas. Kalimat kedua mungkin dimaksudkan untuk menjelaskan apa yang sudah ada dalam kalimat pertama. Mungkin akan lebih baik jika kalimat kedua diawali dengan :

    “….. dengan motivasi beragam. Banyak hal yang dapat menjadi motivasi orang untuk mencuri, mulai dari mencuri informasi……”

  4. Penulisan kalimat panjang-panjang. Ini yang paling sering saya jumpai. Orang terjebak dalam suatu ide pokok kalimat dan tidak mampu memecahnya menjadi beberapa kalimat pendek. Lihat contoh kalimat berikut ini :

    Media massa mempengaruhi konteks sosial, dan konteks sosial mempengaruhi media massa, terjadi hubungan transaksional antara media dan masyarakat.

    Sudah membaca kalimat di atas? Apa tanggapan Anda? Saya sendiri walalupun mengerti apa yang ingin disampaikan penulis, merasa kurang nyaman dalam membaca kalimat tersebut. Hal ini juga berkaitan erat dengan poin nomor 3, struktur kalimatnya tidak jelas. Hal ini rupanya juga terjadi dalam penulisan aturan pemerintah (undang-undang dan teman-temannya). Panjang lebar, memutar-mutar, dan tidak jelas.

  5. Membuka bab/subbab langsung dengan daftar. Adalah suatu hal yang tidak enak dilihat jika sebuah bab/subbab dimulai tanpa adalah kalimat pengantarnya. Saran saya jika sebuah subbab sebenarnya hanya berisi daftar, mulailah subbab dengan kalimat pengantar. Lihat contoh ini :

    1.2 Tujuan

    • Mendapatkan suatu metode ….
    • Mendapatkan suatu cara sistematis …

    Hal di atas sering saya lihat dalam buku skripsi. Sebuah subbab langsung berisi daftar. Lebih enak dilihat kalau di awal subbab tersebut (sebelum memulai daftar) mulailah dengan kalimat pembuka seperti misalnya :

    Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah :

  6. Membagi struktur badan dokumen dengan penomoran yang tidak standar. Saya perhatikan ada yang menulis subbab dengan penomoran menggunakan huruf. Bab 1 memiliki subbab A, B, dst. Aneh sekali. Standarnya adalah subbab 1.1 lalu 1.2 dan seterusnya.
  7. Penulisan kata bahasa asing secara tidak tepat. Kata-kata dalam bahasa asing harus dituliskan dengan dicetak miring (italic).
  8. Penggunaan kata-kata yang tidak baku, misalnya “analisa” padahal seharusnya yang baku adalah “analisis”.

Sampai saat ini hanya sebanyak itu kekeliruan yang kerap saya jumpai. Nanti saya akan tambahkan lagi bila menemui kekeliruan umum.

Memprihatinkan kalau orang Indonesia sampai salah menggunakan bahasanya sendiri. Dari SD sampai SMA, 12 tahun diberi pelajaran Bahasa Indonesia (belum lagi 1 semester di perguruan tinggi) tapi menulis skripsi masih salah. Mungkin Anda berkata, ah saya sih bukan pemerhati bahasa toh bidang studi saya lebih eksak, lebih teknikal, buat apa cape-cape membuat skripsi dengan bahasa yang baku” Kalau Anda berpikir seperti itu, bertanyalah pada diri Anda sendiri : gak malu jadi orang Indonesia, nulis aja salah-salah… 😀 “. Berbahasa itu proses berpikir loh (tulisan tentang ini nanti menyusul).

33 thoughts on “Kekeliruan Umum Menulis Skripsi

  1. Saya setuju dengan pendapat Pak Tedy. Orang Indonesia harus bangga dengan bahasanya sendiri. Saya sndiri saat ini lagi menyelesaikan skripsi.Tentunya dalam menulis isi skripsi harus menggunakan bahasa yang baku. mgkin yang jadi maslah adlah menuangkn ide yang ada dalam kepala ke dalam tulisan. terkadang kita (khususnya saya) mendapatkan ide, tapi untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf yang terstruktur sulit sekali.
    Setelah membaca tulisan ini, wah kebetulan sekali ternyata Pak Tedy pemerhati skripsi. Mungkin Pak Tedy sekali lagi bisa menolong saya. Saya kesulitan dalam mencari bahan-bahan di Internet. Judul skripsi yang saya ambil adalah “Sistem Informasi Pemesanan Hardware Komputer Berbasis Web” pengembangan sistem yang saya pakai adalah Prototipe. Mungkin Pak Tedy punya contoh-contoh atau bahan-bahan skripsi yang baik dan benar. Saya berharap Pak Tedy bisa membantu saya sekali lagi.

  2. @ choyr : benar yang Anda sampaikan, kendala umum yang sering dialami orang dalam bahasa tulis adalah kesulitan menuangkan ide ke dalam tulisan. Sebenarnya hal tersebut mudah dilatih. Mulailah dengan menulis kerangka karangan. Mulai dari kata-kata pokok, ide-ide pokok. Tidak harus langsung membuat kalimat dan paragraf lengkap. Tuangkan semua ide dan gagasan terlebih dulu..istilah kerennya adalah brainstorming. Mungkin sepintas orang tidak akan mengerti ide yang Anda tuangkan karena belum berupa susunan kalimat dan paragraf yang benar. Tapi tak apa, lanjutkan dengan menambahkan kata-kata ke kata pokok/ide pokok tersebut untuk menjadikannya sebuah kalimat lengkap. Dari susunan beberapa kalimat lengkap yang memiliki kesamaan ide, Anda sudah bisa menyusun sebuah paragraf dengan ide yang sama. Jadi latihlah menuangkan ide terlebih dulu, menyusun kalimat dan paragraf itu mudah – lakukan belakangan.

  3. Pingback: Cara Mudah Menuangkan Ide Dalam Kalimat « Blognya Tedy Tirtawidjaja

  4. “6. Membagi struktur badan dokumen dengan penomoran yang tidak standar. Saya perhatikan ada yang menulis subbab dengan penomoran menggunakan huruf. Bab 1 memiliki subbab A, B, dst. Aneh sekali. Standarnya adalah subbab 1.1 lalu 1.2 dan seterusnya.”
    loh ya kita tinggal menggunakan metode yang mana apakah (1) metode amerika, (2) metode kontinental, apa (3) metode pusat bahasa? kalo menggunakan metode amerika subbab 1.1, 1.2 memang benar adanya tapi kalau menggunakan metode pusat bahasa penulisan bab A diikuti subbab 1 diikuti anaksubbab a itu pun benar dan tidk salah digunakan. ingat ada tiga model penulisan bab di indonesia

  5. trims bgt atas infonya! Skrgn saya lg nyusun skripsi!apakah sebaikny qta harus mempunyai copyan buku ( sumber literatur)yg kita jdikan refrensi dalam penulisan skripsi?

  6. @ endung : tentu donk anda perlu mencantumkan sumber literatur. Itulah gunanya ada halaman daftar pustaka…biar gak dicap sebagai pembajak gitu loh…ok selamat menyusun skripsi kalau gitu..

  7. maksud saya,,apakah qta perlu memftocopy dan menyimpan , halaman dari buku yang kita jdikan refrensi/literatur?karena sya tidk mempunyai bku refrensi…( sya hanya pinjm diprpust)?apakah pda saat pendadaran nanti foto copyan bku literatur itu akan ditanyakan?

  8. @ endung : saya rasa tidak perlu Anda memfotokopi referensi kecuali memang Anda butuh waktu menyusun skripsi. Kemungkinannya kecil Anda akan ditanya apakah Anda punya salinan referensinya tidak saat pendadaran. Yang penting kan Anda tahu apa yang Anda baca dari literatur itu…

  9. dosn pmbbing sya mempunyai tipikal yg cenderung mengikuti mahasiswa yg dbimbingya!nah saya takut, bsok pas pndadaran sya “dibantai” sma dosen penguji yang lain! Mungkin Mas Teddy punya tips/saran , utk mnhdapi dosn pmbbing tsb?trims

  10. @ ndiang endung : kalau kamu contoh format dan template buku TA saya, saya rasa gak akan dibantai sama dosen pembimbing utk masalah penulisannya. Tapi kalau dibantai karena materi itu lain cerita..saya gak bisa bicara apa2…btw buku TA saya ditulis dengan menggunakan LATEX. Tahu LaTeX?

  11. Tau..he3,tpi cuma namanya doang..>!he3x..blum prnah nyoba sich,,,hi3..sya rda2 gaptek,,,!emng klo pke LATEX lebih mudah n praktis y dibanding dgn MS.WORd?sbnerny sich mau bljar pke latex..tpi kyne g sempat deh..cos aq skrng skripsi nyambi krja jdi employe…..full time…! n masih ambil 2 mt kuliah…!
    …eh kok di BLONGNYA mas teddy tidak ada profilenya ttng m.teddy?jdi kan yng prnah berkunjung ke blong ini bisa mngenal lebih kenal dengan m.teddy?he3..bsuk klo pndadaran skripsi sy udha kelar,,,tak undang mkn2..he3333333333x

  12. Kadang memang permasalahan penulisan skripsi memang rada sedikit ngawur. Tapi memang sudah saatnya membuat standar yang belum diterapkan di Universitas swasta maupun negeri. khusus masalah font ARIAL, terus terang terdapat kontroversi. Dalam dunia komputerisasi, Huruf ini adalah huruf standar yang memiliki kejelasan lebih ketika dibaca daripada huruf Times New Roman, contohnya dalam website pasti menggunakan huruf2 tak ber”EKOR”. So, mungkin softcopy memang dibuat font ARIAL, tapi hardcopynya seharusnya memang tetep Taemes Nyu Romen.. Pendapat saya itu aja kok. Meski dibalik itu semua, saya tetap berusaha menjaga kesempurnaan bahasa Indonesia. contoh paling parah adalah lisan kita yang sering menyebut negara kita ini dengan nama ENDONESIA ???

  13. Pingback: Panduan Skripsi « .mifka weblog.

  14. betul sekali, saya gemas melihat skripsi adik saya, jangankan konten, data dan metodologi. font margin dan susunannya saja berantakan. seperti kata anda, memakai arial. dan kampusnya merupakan kampus swasta terbesar di negeri ini, kampus reformasi.

    kadang saya kaget, bagaimana mungkin skripsi dikerjakan dengan effort yang tidak lebih baik dengan mengerjakan tugas kuliah biasa. sangat disayangkan tanggung jawab dosen yang tidak ada rasa memiliki dalam meningkatkan ‘sesuatu kebiasaan’ yang baik.

  15. saya sangat setuju dengan tulisan yang anda buat. karena bayak para penulis yng mwnggunakan jenis tulisan selain Times Roman. bhkan ketika konsultasi jg saya bingung,, dosen ini mnta tlsan ini,, setelah saya gunakan ini,, eh sama dosen yang stux lg di suruh ganti,, jdi bingung yang mna yang benar,.

Leave a reply to getskripsi Cancel reply